Tinggalkan Kemewahan Dunia demi Kristus: Benediktus Dari Nursia

oleh Administrator, 06 Jun 2020 - 12:02 PM, dilihat 1998 kali

JAMAN yang serba maju dengan segala macam keindahan dan semburat kemewahan tak jarang membuat orang menjadi lupa diri. Orang hanya senang bergelut dengan bayangan dunia yang sementara dan lupa persoalan yang lebih hakiki. Tak heran jika persoalan spiritualitas kerap dilupakan. Padahal spiritualitas berdampak tidak hanya pada sikap diri yang baik, tapi juga ketenteraman hati dan persoalan kedamaian jiwa kini dan nanti. Sungguh satu hal yang sangat luar biasa, jika di jaman ini masih ada orang yang rela mengkhususkan diri dan terpanggil sepenuh hati bagi spiritualitas diri dan orang lain.

Berbincang soal spiritualitas diri dan orang alin, Santo Benediktus dari Nursia adalah seorang yang layak dijadikan teladan. Bagaimana tidak, di tengah kesibukan manusia dengan beragam aktivitasnya Benediktus justru berpaling dari hiruk pikuk kehidupan dunia dan memilih hidup sebagai pertapa, tinggal di gua, dan hidup bersyukur apa adanya. Pria kelahiran Nursia, Italia Tengah sekitar tahun 480 ini adalah orang yang sangat religius, yang membaktikan dirinya kepada Tuhan dan sesama. Namun bukan berarti Benediktus memilih hidup sebagai pertapa karena keadaan ekonomi atau karena terpaksa. Benediktus lahir dari keluarga Italia yang sangat kaya. Makan enak, hidup dengan segala kemewahan, biasa baginya. Bahkan ia justru merasa muak dengan gaya hidup orang kaya yang bergelimang segala macam korupsi para kafir di Roma.

Sejak usia muda Benediktus memang memiliki sifat yang unik. Ia adalah seorang yang berjiwa petualang dan senang dengan tantangan. Karena itulah sejak muda Benediktus meninggalkan Kota Roma dan mencari suatu tempat terasing di mana ia dapat menyendiri, menelisik masuk ke dalam diri bercermin melihat siapa dirinya dalam kedalaman jiwa dan perenungan, serta menyembah dan merenungkan kebesaran dan kasih Tuhan terhadapnya. Tempat yang dirasa tepat untuk aktivitas ini adalah sebuah gua di Gunung Subiako. Namun demikian di tempat sepi dan sendiri bukan berarti tidak ada lagi halangan dan cobaan yang menghadang, justru di tempat sepi seperti itulah Benediktus harus berjuang melawan keinginan diri dan segala macam hal pikiran yang dapat saja menyesatkan dirinya, mengajaknya mencicipi lagi kehidupan mewah yang ia tinggalkan.

Setelah tiga tahun hidup menyendiri, kabar tentang aktivitasnya mulai tercium oleh banyak orang. Tak pelak kemudian banyak orang yang kemudian datang dan ingin belajar hidup kudus seperti dia. Namun sayang, syarat yang diberikan terlalu berat, yakni “mati raga” dan menyerahkan diri sepenuhnya ke tangan Tuhan. Reputasi Benediktus menghantarkan pada kedudukan sebagai seorang pemimpin sebuah biara di dekat tempat pertapaannya. Di tempat inilah Benediktus kemudian memulai reformasinya merombak segala hal yang menurutnya kurang baik. Satu di antaranya adalah ketidakdisiplinan dan lemah pendirian sebagian besar biarawan di biara tersebut. Namun sangat disayangkan ia harus dengan sedih meninggalkan tempat tersebut, karena banyak orang tak senang dengan kedisplinan yang dibuatnya.

Benediktus kemudian meninggalkan biara tersebut dan kembali ke gua Subiako. Dari tempat inilah kemudian Benediktus mulai mengumpulkan banyak pertapa. Benediktus bersama rekan yang memiiki visi sama tersebut kemudian mendirikan sebuah komunitas pria yang mengabdikan diri pada kehidupan religius.

Di kemudian hari, Benediktus menjadi pemimpin dari banyak rahib yang baik. Bersama para rahib tadi ia mendirikan dua belas biara. Biara yang paling terkenal adalah biara yang didirikan di Monte Kasino. Di tempat inilah Benediktus produktif dan menghasilkan banyak karya - menuliskan peraturan-peraturan Ordo Benediktin yang mengagumkan, mengajar para rahib untuk berdoa dan bekerja dengan tekun, terutama sekali mengajarkan mereka agar senantiasa rendah hati.

Siapa sangka seorang anak dari keluarga kaya yang umumnya senang foya-foya menghabiskan segala harta benda orang tuanya, justru menjadi seorang pemimpin sederhana lagi berwibawa dan disegani oleh biarawan banyak orang. Dan yang mengesankan adalah, terinspirasi dari seorang Benediktus inilah kemudian lahir sebuah ordo, yakni Ordo Santo Benediktus, sebuah federasi kongregasi-kongregasi dan tempat biara-biara. ? Slawi

Sumber: https://gri.or.id/news/view/871/benediktus-dari-nursia

Tags:
Tokoh
Kesaksian
Berikan Komentar: (Max. panjang karakter 255 huruf)

Kesaksian Lainnya

© Kidung Online 2012 - 2024. All Rights Reserved.
Lovingly made in Indonesia | About us | Disclaimer | Contact

dibuat oleh PT Kuli Kode Indonesia
Questions? Let's Chat
Need Help? Chat with us
Click one of our representatives below
Administrator
Customer Support
I'm Online